Analytical Hierarchy Process (AHP) !!!
Sebuah Teknik Analisis untuk berbagai Topik atau Kasus.
Oke mari kenalan dengan Analytical Hierarchy Process. AHP pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty di tahun 1970-an. Pada dasarnya Analytical Hierarchy Process dibuat untuk memahami secara logis pendapat orang yang berkaitan dengan permasalahan/topik tertentu melalui mekanisme yang dibuat untuk mencapai pada nilai prioritas diantara berbagai alternatif yang ada. AHP termasuk salah satu metode untuk pengambilan keputusan yang berupaya melengkapi adanya kekurangan pada model-model sebelumnya. Metode AHP ini biasanya dipilih karena metode tersebut dapat membantu memilih prioritas dan membuat keputusan dengan memperhatikan aspek kualitatif dan juga kuantitatifnya.
Menurut Falatehan (2016), model analisis hierarki proses ini menggunakan persepsi manusia
yang dianggap sebagai ahli/pakar sebagai responden atau iinforman utamanya.
Pada penerapannya, metode ini mengutamakan kualitas dari responden
dan tidak tergantung pada kuantitasnya (Lubis et al., 2019). Jadi, AHP ini
sangat mengutamakan persepsi dari informan kunci yang dianggap sebagai pakar
atau orang memiliki paham ataupun kewenangan terkait topik tertentu. Apabila
persepsi tersebut salah atau tidak relevan dengan keadaan maka hasil dari
analisis ini akan sia-sia.
Lalu, apa yang
menjadikan AHP lebih unggul dibandingkan dengan metode lainnya?. Pada dasarnya
AHP juga memiliki fungsi seperti Analisis SWOT bahkan keduanya dapat digabungkan
menjadi satu kombinasi yang lebih komprehensif. AHP sendiri memiliki beberapa
keunggulan yaitu kemampuannya yang bisa menyelesaikan masalah multicriterias
dan multiobjectives. Hal tersebut dikarenakan fleksibilitas yang tinggi
terutama pada pembuatan hirarkinya. Sifat fleksibilitas tersebut membuat
Analytical Hierarchy Process bisa mendapatkan beberapa tujuan dan beberapa
kriteria sekaligus pada sebuah hierarki atau model. Model AHP juga memiliki
validitasnya sendiri yakni melalui pengukuran rasio konsistensi atau tahap
konsistensi logis yang dapat menguatkan hasil analisisnya.
Terdapat tiga prinsip
dasar pada metode atau model AHP, prinsip tersebut yaitu prinsip menyusun
hirarki, prinsip menentukan prioritas, dan prinsis konsistensi logis. Pertama
prinsip menyusun hirarki yakni menguraikan dan menggambarkan secara hierarki
dengan memecah persoalan/topik menjadi elemen atau bagian-bagian yang terpisah.
Prinsip menentukan prioritas yakni menetapkan urutan/prioritas elemen-elemen
berdasarkan tingkat kepentingannya (relatif). Prinsip konsistensi logis
diartikan sebagai jaminan bahwa seluruh elemen diklasifikasikan secara rasional
dan diurutkan (prioritisasi) secara konsisten selaras dengan kriteria yang
logis. Rasio konsistensi harus memiliki nilai paling tinggi yakni 0,1 atau 10%.
Apabila melebihi batas tersebut maka penilaian atau pembobotan yang dilakukan
harus diperbaiki (Falatehan, 2016).
Gambar 1. Struktur Hierarki Model AHP
Setelah melihat gambar diatas jangan dikira ribet atau ruwet njlimet, Sanssss. Pahami secara perlahan.. Gambar 1 diatas ini merupakan struktur umum pada model AHP. Penyusunan struktur hierarki pada prinsip pertama atau bisa disebut dengan dekomposisi adalah hal yang penting dalam tahap awal model AHP. Tidak ada aturan yang pantang dilanggar dalam menyusun hierarki (Saaty, 1993). Struktur hierarki tersebut sebetulnya tidak terbatas seperti pada gambar 1 karena dalam hierarki akan disesuaikan dengan kebutuhan dalam penelitian. Struktur tersebut pada umunya terdiri dari tingkatan pertama yakni tujuan keputusan, tingkatan kedua yaitu kriteria-kriteria, dan tingkatan ketiga yaitu alternatif-alternatif strategi. Ingat ya!!, hierarki sifatnya fleksibel tergantung topik bisa jadi 3 tingkat, 4 tingkat dan sebagainya...
Tahap terpenting dalam analisis AHP adalah penilaian dengan teknik pairwise comparison (perbandingan berpasang) atau skala banding secara berpasangan. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik serta membandingkan dengan elemen yang lainnya. Skala banding secara berpasangan dalam AHP bisa dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Skala Banding Berpasangan dalam AHP
Pasti bingung kan, itu nilai atau bobotnya
gimana?. Nah inilah yang membedakan AHP dengan metode lainnya. Pada umumnya
metode lainnya seperti IFAS/EFAS pada analisis SWOT menggunakan skala likert (contoh
1 sampai 4 level). Sedangkan AHP sendiri memakai skala antara 1 sampai dengan
9. Proses inilah yang juga menarik untuk dipelajari apalagi ketika membuat
kuisioner dan menjelaskan kepada responden atau informan kunci agar konsisten
hasilnya.
Sudah dulu ya, untuk contoh
penggunaannya atau penerapannya akan ada pada post atau artikel selanjutnya :) 😁
Btw,
jangan khawatir untuk perhitungan atau olah datanya, kalian bisa memakai beberapa
software kok, seperti Expert Choice dan sebagainya..
Kalian
bisa menggunakan beberapa buku atau jurnal sebagai bahan referensi:
Falatehan, A. F. (2016). Analitical
Hierarchy Process (AHP): Teknik Pengambil Keputusan untuk Pembangunan Daerah.
Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Lubis, F. A., Harisudin, M., &
Fajarningsih, R. U. (2019). Strategi Pengembangan Agribisnis Cabai Merah di
Kabupaten Sleman dengan Metode Analytical Hierarchy Process. Agraris:
Journal of Agribusiness and Rural Development Research, 5(2), 119–128.
Saaty, T. L. (1993). Pengambilan Keputusan -
Bagi Para Pemimpin. Terjemahan oleh Liana Setiono. Jakarta: PT Pustaka
Binaman Pressindo.
Masih banyak lagi referensi
lainnya, monggo di cari sendiri..... 😄😄😄
Nb: Apabila ada kesalahan atau ulasan lainnya silahkan saja kirim pesan ke email tertera pada blog ini. Matursuwun!!!
|| Author: A.R.F || Kamis, 6 Januari 2022 ||
2 Komentar
Sangat Bermanfaat!! Makasih infonya!
BalasHapusSering² upload artikelnya kak!! Ganbare!!👊👊
Thank u.....
Hapus